ATTENTION PLEASE !!!╚(•⌂•)╝


Annyeong Haseyoo~~~ ^u^
Pertama-tama author ucapkan, SELAMAT DATANG buat pengunjung blog ini! ^^
Sebelumnya author mau minta maaf ni, karena author masih pada sekolah, jadi mungkin ada beberapa saat author nggak bisa online. Berhubung author juga masih amatir, mianhae kalau FF nya ada yang geje atau muter-muter ._.V Mohon dimaafkan yaa~ ^^V
Oiya, ada beberapa peraturan buat semua pengunjung blog, ini dia :
1. Sebagai pengunjung yang baik, author minta chingu kasih komentar dong, jadi author bisa merasa blog ini sedikit "berguna" Insyaallah komentar yang masuk akan ditanggapi.
2. Sertakan nama saat komen. Bagi yang anonymous tidak akan ditanggapi.
3. Komen tidak boleh mengandung SARA, bac*t, atau lain sebagainya yang menyakiti hati.
4. FF yang ada di sini TIDAK DIPERKENANKAN untuk di repost. Jika mau repost, harap sertakan full credit.
5. Chingu juga bisa mengirim FF ke sini. Kalo mau ngirim FF, kirim ke bigbangff1@gmail.com. Jangan lupa sertakan nama dan asal kota.
Sekian sambutan dari author. Happy reading (?) Kamsahamnida! >3<

Black Angel


Author             : Uty

Title                 : Black Angel
Cast                 : Lee Chae Rin, Lee Seunghyun (Seung Ri), Choi Seunghyun, Lee Seung Gi
Length             : Series
Genre              : Romance, action, humor (sedikit)



*Happy Reading* 


 “Ayo, keluarkan kartumu,! Aku yakin kau pasti kalah” kata seorang berwajah merah-mabuk. Aroma Tequilla  keluar dari mulutnya.
“Kita lihat saja nanti” sahut yeoja bertopi bulu sambil  mengeluarkan empat kartu nomor 2.
“Full House! Aku menang! Sekarang mana janjimu?”  tanyanya menohok sambil tersenyum dingin.
“Oke, hei! Berikan dia satu liquor buatnya!” teriak lelaki-berwajah-merah kepada bartender.
“Kau ini, keluargamu sedang krisis, kau malah bermain poker dan minum-minum” decak lelaki itu.
“Aku sudah muak dengan hidup yang seperti itu, aku ingin bersenang-senang sedikit” jawab  yeoja sambil mengaduk-aduk liquornya.
“Sedikit? Kau sudah minum 5 gelas liquor dan itu kau bilang sedikit?! Aku sudah membuang  800.000 won Cuma untuk kau minum-minum!” sambungnya kesal.
“Itu, kan uangmu! Bukan urusanku, kan? Toh kamu yang mentraktirku”
“Aku mentraktirmu karena aku kalah!”
“Salah sendiri kalah, Pabo!”
“Aish, aku capek berbicara denganmu!”
“Ya sudah, pergi sana! Tidak usah bicara denganku lagi! Tapi sebelum itu, antar aku kerumah sekarang!” pinta yeoja yang kurang ajar itu.
“Hmm....oke, akan ku antar kau”

                Dalam perjalanan,
Namja dan yeoja itu hanya berdiam diri. Tiba-tiba, mobil itu berhenti.
“Sudah sampai” kata sang namja.
“Ng? Ini dimana? Ini bukan rumahku!”
“Aku tak peduli! Keluar!”  bentak namja itu kasar.
Yeoja itu menangis lalu keluar dari mobil dan membanting pintu ferrari merah milik namja.
“Aniyo~! Dia membanting ferarri ku!” pekik sang namja dari dalam mobil.
Yeoja itu berlari sambil menangis, tidak peduli kakinya lecet karena memakai high heels.
Yang penting dia terus berlari menghindari namja itu.
Yeoja itu kelelahan lalu jatuh tertidur di depan rumah kayu..
“Noona? Noona? Kau baik saja?” tanya seorang namja yang lain sambil membawa sehelai selimut.
“Seung-Gi? Apa itu kamu? Kumohon jangan tinggalkan aku....mianhae~”  kata yeoja itu lirih sambil tertidur.
“Aku bukan Seung Gi, Noona. Aku Seung Ri” jawab sang namja. Seketika yeoja itu terbangun lalu mengucek (?) matanya. Benar, yang dihadapannya itu bukan Lee Seung Gi.  Tapi seorang namja berambut coklat.
“I....ini....pasti kau kedinginan semalam” kata Seung Ri sambil menyerahkan selimut berwarna putih. Yeoja itu mengambil selimut itu, hangat.
“Gomawoyo...”
“Gwaenchana .Ng.....siapa namamu, noona?” tanya Seung Ri canggung.
“Chae Rin, Lee Chae Rin” jawabnya sambil memegang erat selimutnya.
“Oh, aku Lee Seunghyun. Panggil saja Seung Ri. Aku lebih suka nama itu, noona”
“Jangan panggil aku noona. Aku tidak setua itu!” bantah Chae Rin kurang suka.
“O..oke, noo............maksudku Chae Rin!” jawab Seung Ri, lalu tertawa.
“Em.....bagaimana jika kamu masuk dulu, pagi ini masih dingin”
Chae Rin mengangguk lalu masuk ke rumah Seung Ri. Rumah yang kecil, namun begitu hangat. Dindingnya terbuat dari kayu, lantainya juga. Di sekeliling ruang tamu terdapat foto-fotonya dalam berbagai gaya.
“Kau tinggal sendirian?” tanya Chae Rin sambil melihat foto-foto.
“Oh, iya. Aku tinggal disini sejak 2 tahun yang lalu” jawab Seung Ri sambil menyetel televisi kecil.
“Lalu, dimana orang tuamu? ” tanya Chae Rin lagi.
Seung Ri terdiam, rasa bersalah terbesit di hati Chae Rin.
“A...aku buatkan coklat panas ya!” Sahut Seung Ri sambil berjalan menuju dapur.
Chae Rin terdiam. Tak lama kemudian, Seung Ri datang sambil membawa dua mug yang mengepulkan asap.
“This is it, hot chocolate a la Seung Ri, Hahahaha” (kok malah kaya Farah Quinn ya?)
“Hahahaha, Gomawoyo, Seung Ri Oppa” Chae Ri  tertawa lalu mengambil mug dari Seung Ri.
“Hm! Ini enak sekali!”
“Kau suka?, kalau kau suka akan kubuatkan setiap hari” ujar Seung Ri sambil tersenyum.
“A....apa maksudmu bicara begitu? Begini juga aku ini punya rumah kan? Aku tidak mungkin disini selamanya ” bantah Chae Rin, mukanya memerah, malu.
“Kalau kau mau, aku juga bisa mengantarmu pulang”
“Tapi.....aku belum ingin pulang. Mungkin aku masih mau disini sampai beberapa hari”
“Aish, bilang saja kau masih ingin coklat panas, kan? Baiklah aku akan ambil lagi di dapur” sangkal Seung Ri sambil tertawa lepas.
“Mianhae, Oppa. Sudah merepotkanmu” kata Chae Rin meminta maaf.
“Gwaenchana, anggap saja rumah sendiri. Memangnya rumahmu dimana?” tanya Seung Ri.
“Di pinggir kota A”
“Wae? Jauh sekali! Bagaimana kau bisa kemari?” potong Seung Ri kaget.
“Ya.....aku bertengkar dengan namjachingu ku  lalu dia meninggalkanku disini”
“Namja mana yang lebih kurang ajar dari dia? Tega sekali membiarkan yeoja sendirian di sebuah kota kecil seperti ini ”
“Aku tahu, mungkin dia marah gara-gara aku” kata Chae Rin pelan.
“Aish, aku tidak peduli siapa yang salah. Yang jelas dia keterlaluan sekali!”
“Sudahlah, oppa. Tidak usah diceritakan lagi” kata Chae Rin sambil memeluk erat selimutnya.
5 menit keheningan melewati mereka. Chae Rin terus memeluk selimut sambil menggosok-gosokkkan tangannya.
“Kenapa? Kau masih kedinginan ya? Omo! Pantas saja kau kedinginan! Lihat bajumu saja basah seperti itu!” seru Seung Ri.
chahm-si-mahn-yo  katanya sambil berlari tergopoh-gopoh menuju kamar.  Tak lama kemudian dia membawa satu potong sweater berwarna hitam.
“Gantilah dengan ini sekarang”
“Se.......sekarang? di....disini?!” tanya Chae Rin kaget bercampur malu.
“Kau pikir aku ini maniak? Berpikiran yadong? Tentu tidak! Kamar mandi ada disana!” kata Seung Ri datar sambil menunjukkan arah.
“Eh...eu..ehm....Mianhae.....” kata Chae Rin tergagap lalu berlari menuju kamar mandi.
Tak terasa sudah 1 bulan Chae Rin tinggal sementara di rumah Seung Ri.  Setiap  malam Seung Ri selalu pergi, baru pulang dini hari. Chae rin tidak heran dengan kebiasaan sang tuan rumah.
mungkin dia bekerja menjadi satpam (?), pikirnya. Namun, pikiran yeoja itu salah.
Seung Ri tiba di sebuah apartemen mewah di pinggir kota A. Begitu masuk dia sudah disambut oleh seorang bermata stalakmit-dingin dan tajam. Choi Seung Hyun.
“Annyeong haseyo......” sapa Seung Ri kepada sang namja.
“Tidak biasanya kau sesopan ini, saeng. Apa ada sesuatu yang menyenangkan akhir-akhir ini?”
“Aniya,tidak ada apa-apa”
“Apa kau sedang menyukai seseorang?” selidik Seung hyun.
“Wae? Hyung ini bicara apa? Aku tidak sedang menyukai seseorang!”
“Baguslah, aku tidak ingin pikiranmu terganggu karena ada misi untukmu” katanya sambil menyodorkan selembar foto yeoja berambut pirang yang tidak asing bagi Seung Ri.
“Lee Chae Rin, putri dari Lee Dae Wook. Konglomerat yang bangkrut baru-baru ini” (ASLI ITU NAMA NGARANG!).
“Pria itu berhutang banyak padaku, dia menjual putrinya padaku dan kabur” Seung Ri masih terpaku melihat foto itu.
“Aku ingin kau menangkap gadis itu dan bunuh dia!” perintah namja  stalakmit itu lalu pergi meninggalkan Seung Ri terpaku di sana.



-To Be Continued-