Look at Me, Sung Rin-a : Part 2

Author : Dipta (tukang lihat video, tukang jual pulsa (?) maniak komik, geje ._.v)
Cast     : Kwon Ji Yong
              Kang Daesung
              Lee Seung Hyun
              Park Sung Rin
Genre  : geje, romance, komedi nggak jadi -_-
Ini ceritanya waktu mereka-mereka masih culun :P Ceritanya mereka bertiga (atau berempat) nggak kenal sama Young Bae dan Tabi (maaf buat yang ngefans sama mereka berdua ._.). Terinspirasi dari trot single nya Daesung, Look at Me Gwisoon. Cuman kalo Look at Me Gwisoon itu lagu buat istri, kalo ini ceritanya masih gebetan :P Maaf kalau agak geje, kamsahamnida! ^^b
-0-
 
Tomorrow
“Ji Yong-hyung, jika hyung menyukai Sung Rin-a, kenapa hyung tidak cerita padaku?” tanya Daesung padaku dalam perjalanan ke kampus.
“Hei, kau ini bicara apa? Siapa bilang aku menyukai Sung Rin-a?” jawabku.
“Sudahlah hyung, tadi malam Seung Hyun menceritakan semuanya padaku,” aku melihat ke arah Seung Hyun yang sedang mendengarkan musik dengan wajah tanpa dosa. “Hyung, kalau hyung menyukai Sung Rin-a, aku tidak akan mengejar-ngejarnya lagi. Aku akan berusaha menghilangkan perasaanku pada Sung Rin-a untuk hyung,” jawab Daesung. Dia terlihat sedih, aku jadi kasihan kepadanya.
“Kau ini, mudah sekali percaya pada Seung Hyun. Aku tidak menyukai Sung Rin-a, aku hanya menganggapnya sebagai adikku. Aku kan sudah bilang kepadamu?”
“Maafkan aku, hyung. Tapi setelah aku berpikir, aku lebih mempercayai Seung Hyun.”
“Baiklah, terserah kau saja.”
Sesampainya di kelas, Daesung hanya tertunduk dan segera duduk. Tidak ada teriakan dan senyuman. Tidak seperti Daesung yang kukenal. Aku jadi merasa bersalah pada Daesung. Sung Rin mengajakku keluar dan bertanya padaku.
“Ji Yong oppa, kenapa Daesung oppa tidak seperti biasanya? Dia terlihat sangat sedih. Apa yang terjadi?”
Aku menghela napas. “Seung Hyun, dia mengerjai Daesung dengan mengatakan bahwa aku menyukaimu. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Sekarang aku jadi merasa bersalah padanya.”
Sung Rin hanya mengangguk. “Sung Rin-a, sepertinya ini saatnya kau menyatakan perasaanmu yang sebenarnya kepada Daesung. Aku kasihan padanya. Dia belum pernah sekecewa ini.”
Sung Rin berpikir sebentar, lalu “Maaf oppa, tapi aku tidak bisa. Aku, aku belum siap.”
Aku tersenyum. "Gwaenchana. Persiapkan dirimu saja dulu. Tapi cepat ya, aku tidak tega melihat Daesung seperti itu."
“Akan kuusahakan, oppa.”
**
“Hyung, ini jalan raya. Janganlah melamun,” kata Seung Hyun menyadarkan Daesung yang berjalan dengan pandangan kosong.
“A-aku tidak melamun, mungkin hanya perasaanmu saja. A-aku harus berangkat kerja. Ddo mannayo!” kata Daesung lalu meninggalkan kami.
“Hei Seung Hyun, kau harus minta maaf padanya. Kau sudah membuat dia kecewa,” kataku.
“Hyung, aku hanya mengatakan yang sebenarnya! Apa itu salah?”
“Aku kan tidak bilang kalau aku menyukai Sung Rin! Aku juga sudah bilang padamu kan, jangan katakan yang aneh-aneh kepada Daesung!” amarahku meledak saat itu.
“A-aku minta maaf, hyung,” kata Seung Hyun sambil menunduk.
“Harusnya kau minta maaf pada Daesung!” teriakku. Tiba-tiba..
CIIIIT.. BRAAKK!!
**
Rumah Sakit Z, Seoul. Setelah tabrakan. 12 PM.
“Daesung oppa, bangun Daesung oppa,” panggil Sung Rin sambil terisak. Aku tak menyangka Daesung yang menjadi korban tabrak lari tadi, saat aku dan Seung Hyun berdebat.
“Sung Rin-a, tenanglah. Sebentar lagi Daesung-hyung pasti siuman,” hibur Seung Hyun. Sung Rin menangis di dekat tubuh Daesung.
“Ji Yong-hyung, aku sangat menyesal. Gara-gara aku, Daesung-hyung menjadi seperti ini. Aku tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Aku pikir dengan sifat Daesung-hyung yang ceria, hyung tidak akan sesedih ini,” kata Seung Hyun. Aku bisa mendengar penyesalan yang sangat dalam ada padanya.
Gwaenchana. Aku juga minta maaf, Seung Hyun. Tadi aku terlalu emosi,” jawabku. Kami pun berpelukan.
“Ji Yong-hyung, Sung Rin-a, maaf aku tidak bisa menemani Daesung-hyung sampai nanti. Aku ada janji dengan seonsaengnim. Sepertinya ada tugas yang belum aku selesaikan. Ddo mannayo!”
“Hati-hati, Seung Hyun,” jawabku. “Sung Rin-a, tidak apa-apakah kau menunggu di sini sampai nanti? Jika Daesung belum siuman sampai nanti malam, apakah tidak mengganggumu?”
“Tidak apa-apa, oppa. Mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku pada Daesung oppa.”
**
6 PM.
“Ji Yong-hyung? Sung Rin-a?”
Aku terbangun dari tidurku. “Daesung? Kau, sudah siuman?”
“Seung Hyun, mana Seung Hyun?”
“Dia ada janji dengan seonsaengnim, jadi tidak bisa menemanimu,” jawabku. “Kutinggalkan kalian sebentar, ya? Aku hanya membeli minum kok. Ddo mannayo!”
Aku keluar dari kamar, mengintip dan menguping pembicaraan mereka. Sebenarnya aku keluar agar Sung Rin bisa mengungkapkan perasaannya tanpa malu-malu. Tapi yang terjadi ternyata..
“Hei, Sung Rin-a,” panggil Daesung.
“Ne?”
“Kau menyukai Ji Yong-hyung kan?”
**
Hehe, dipotong dulu sampe sini nih :P Seneng rasanya bikin penasaran ^^v Ditunggu terus ya lanjutannya, kamsahamnida! >O<

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar