Look at Me, Sung Rin-a : Part 1

Author : Dipta (tukang lihat video, tukang jual pulsa (?) maniak komik, geje ._.v)
Cast     : Kwon Ji Yong
              Kang Daesung
              Lee Seung Hyun
              Park Sung Rin
Genre  : geje, romance, komedi nggak jadi -_-

Ini ceritanya waktu mereka-mereka masih culun :P Ceritanya mereka bertiga (atau berempat) nggak kenal sama Young Bae dan Tabi (maaf buat yang ngefans sama mereka berdua ._.). Terinspirasi dari trot single nya Daesung, Look at Me Gwisoon. Cuman kalo Look at Me Gwisoon itu lagu buat istri, kalo ini ceritanya masih gebetan :P Maaf kalau agak geje, kamsahamnida! ^^b

-0-
8 AM. X University, Seoul.
 “Annyeong haseyo, Sung Rin-aa~ !” seorang laki-laki berambut coklat berteriak di depan kelas, memanggil nama perempuan yang duduk 2 bangku di sebelah kananku. Aku yang sedang membaca komik pun terkejut mendengar teriakkannya yang begitu keras.
“Annyeong haseyo, Daesung oppa,” jawab dia-yang-dipanggil dengan tak acuh. Pria yang bernama Daesung pun mendekati perempuan itu dengan tangan dilipat ke belakang.
“Aa~h, Sung Rin-a, aku membawakan sesuatu untukmu, tadaa~ ! Sekotak coklat yang istimewa untuk wanita yang luar biasa, ha ha!” Daesung berbicara dengan gayanya yang ceria, namun Sung Rin tetap tidak peduli dan pergi meninggalkan bangkunya.
“Hei, Sung Rin-a, kalau kau tidak mau, coklat ini kuletakkan di laci mejamu! Saranghae, Sung Rin-aa~ !” Daesung kembali berteriak. Sung Rin tetap melenggang santai keluar kelas. “Ne~ Ji Yong-hyung! Ternyata hyung mendahului kami! Pantas saja hyung tidak ada di rumah, kupikir hyung sedang berolahraga atau apa,” Daesung mendekatiku dan meletakkan tasnya di bangku sebelah kiriku.
“Hmm, aku pikir kau datang terlambat, Daesung,” jawabku dengan santai, tanpa memalingkan muka dari komikku.
“Lalu kenapa hyung tidak membangunkanku dan Daesung-hyung?” tanya Seung Hyun yang juga baru datang dan meletakkan tasnya di bangku sebelah kananku.
“Aku tidak tega melihat kalian yang masih tertidur lelap.”
“Hei, Ji Yong-hyung, ketika aku datang tadi, banyak adik kelas perempuan yang berkumpul untuk menyerahkan hadiah untukmu! Tapi mereka pergi begitu mendengar teriakanku. Mungkin mereka takut padaku, benar kan, Seung Hyun?” tanya Daesung, tetap dengan wajahnya yang ceria.
“Terserah apa kata hyung saja,” jawab Seung Hyun.
Kami terdiam sebentar, kemudian Daesung membuka mulut untuk melanjutkan pembicaraan.
“Hyung, aku melihat ada baaaanyak sekali perempuan yang menyukaimu. Ajari aku, hyung!”
“Ajari untuk apa?” tanyaku kebingungan.
“Ajari aku cara memikat hati wanita, hyung! Hyung tahu sendiri, aku sudah menyukai Sung Rin-a selama 3 tahun dan aku selalu menyatakan perasaanku, tetapi dia tetap tidak meresponku. Ayolah hyung, katakan resepnya!”
“Bicara apa kau ini? Jika kau ingin memikat hati wanita, tanyakan pada Seung Hyun yang playboy itu,” kataku sambil tertawa.
“Apa-apaan hyung ini. Aku bukan playboy! Aku hanya ahli dalam bidang cinta,” jawab Seung Hyun.
“Seung Hyun, tolong katakan, bagaimana caranya?” tanya Daesung memohon-mohon. Namun Seung Hyun segera sibuk mendengarkan lagu dari mp3 miliknya.
“Alaa~ Baiklah kalau kalian tidak mau memberitahuku! Aku pasti bisa membuat Sung Rin suka padaku dengan caraku sendiri! FIGHTING!” teriak Daesung. Anak ini, selalu bisa membuat orang lain tertawa.
“Baiklah, Daesung. Aku doakan Sung Rin cepat menerimamu. Aku keluar dulu ya,” kataku.
“Kamsahamnida! Ddo mannayo!”
Aku keluar dan mencari Sung Rin. Entah ke mana dia pergi. Kuliah dimulai 15 menit lagi. Ah itu dia, sedang duduk di taman sambil membaca buku. Dengan segera kuhampiri dia, sebelum seonsaengnim yang galak datang.
“Hei Sung Rin-a, kuliah dimulai 15 menit lagi! Apa kau tidak takut seonsaengnim memarahimu?” sapaku sambil menepuk pundaknya.
Aku pikir aku mengagetkan Sung Rin karena dia terlihat sangat terkejut dan segera berdiri menghadapku. “Aa~ Ji Yong oppa. Baiklah, aku akan segera ke kelas.”
Kami berjalan beriringan di koridor. Karena terasa canggung, aku pun membuka pembicaraan. “Sung Rin-a, mengapa kau tidak berterus terang saja pada Daesung kalau kau juga menyukainya? Dia sudah 3 tahun menunggumu, apa kau tidak merasa kasihan padanya?”
Sung Rin terdiam sebentar, kemudian mulai menjawab, “Tapi oppa, a-aku malu. Aku tidak seperti Daesung oppa yang dengan mudah menyatakan perasaannya. Aku, aku tidak tahu sampai kapan aku akan memendam perasaanku.”
“Hei Sung Rin-a, apa yang membuatmu takut? Daesung sangat baik, dia bukan tipe orang berandalan. Dia juga tidak menggigit,” tanyaku.
“A-aku tidak tahu oppa, aku hanya malu,” jawab Sung Rin sambil menundukkan wajahnya.
“Hei, lihatlah, mukamu merah, lucu sekali!” hiburku.
“Ah, oppa, jangan begitu!” Sung Rin pun mengeluarkan senyumannya lagi. Begitu sampai di kelas, aku melihat wajah Daesung yang tidak biasanya.
“Hei, Daesung. Mengapa wajahmu seperti itu? Tidak biasanya. Apa ada yang salah?”
“Ah, hyung. Tidak, tidak ada apa-apa,” jawab Daesung sekenanya. Aku tahu, dia cemburu karena Sung Rin begitu dekat denganku.
“Hei, aku sudah mengenalmu lebih dari 6 tahun. Tenang saja, aku dan Sung Rin hanya teman. Aku tidak akan merebutnya darimu. Aku hanya menganggap dia adikku saja,” kataku menghiburnya. “Sudahlah, jangan bersedih lagi, kau bukan seperti Daesung yang kukenal.”
“Hyung janji tidak akan mengambil Sung Rin dariku, kan?” tanya Daesung dengan polosnya.
“Janji! Kalau aku melanggarnya, kau bisa membakar semua komik dan pakaian yang aku punya!” kataku. Daesung pun tersenyum. “Ah, kau terlalu polos, Daesung!” kataku sambil mengelus rambutnya.
Aku bertemu Daesung dan Seung Hyun sejak SMU. Ketika itu Daesung yang tidak kelihatan seperti anak SMU duduk di antara aku dan Seung Hyun. Sifatnya yang ceria membuat dia terlihat seperti anak SD yang masih polos. Dengan segera dia bisa mencairkan suasana di tengah-tengah aku yang maniak komik dan Seung Hyun yang menyukai musik. 3 tahun lalu, kami berpisah untuk kuliah, tetapi kami dipertemukan lagi di universitas dan kelas yang sama. Benar-benar kebetulan! Kami pun menyewa sebuah apartemen untuk ditinggali bertiga.
**
“Hyung, hari ini aku harus bekerja dan baru bisa pulang nanti malam. Mungkin aku akan mampir untuk membeli makan malam. Hyung ingin makan malam apa?” tanya Daesung seusai kuliah.
“Hmm, terserah kau saja. Hari ini aku sedang tidak selera makan. Kau, Seung Hyun?” jawabku sekenanya.
“Sebenarnya aku ingin sup tulang sapi, tapi jika hyung repot, belikan aku apa saja,” jawab Seung Hyun. Daesung mengangguk. “Hei, Daesung hyung, untuk apa hyung repot-repot bekerja? Bukannya hyung juga mendapat kiriman uang seperti kami? Bahkan Ji Yong-hyung yang tertua saja tidak bekerja,” tanya Seung Hyun.
“Ah, Seung Hyun. Tentu saja untuk membeli barang-barang untuk Sung Rin-a! Selain itu, uang yang aku dapat juga kugunakan untuk membeli makanan. Aku tidak ingin terlalu merepotkan orang tuaku!” jawab Daesung dengan semangat. “Kita harus belajar untuk hidup sendiri, ya kan? Kita kan tidak tahu kapan orang tua kita akan meninggalkan kita. Begitu kata ibuku!”
“Baiklah, aku pergi dulu ya! Ddo mannayo!” teriak Daesung. Aku dan Seung Hyun berjalan dalam keheningan menuju apartemen. Beginilah suasana jika tidak ada si ceria Daesung, sepi.
Sampai di apartemen, aku segera mengemasi barang-barang dan menonton televisi. “Ji Yong-hyung,” Seung Hyun memanggilku.
“Ada apa?”
“Kau menyukai Sung Rin-a kan?”
Pertanyaan Seung Hyun mengagetkanku. “Apa maksudmu?”
Seung Hyun hanya tersenyum dan berkata, “Hyung, aku ini ahli dalam cinta. Aku bisa melihat aura cintamu saat kau bersama dengan Sung Rin-a.”
Aku tertawa. “Kau ini ada-ada saja.”
“Hyung, aku serius! Kalau kau menyukai seseorang, katakan saja padaku!” jawab Seung Hyun. Aku hanya membalasnya dengan senyuman. “Lihat hyung, wajahmu memerah! Berarti benar kan apa kataku?”
“Hei Seung Hyun, aku tidak tahu kau berniat menggodaku atau apa, tapi itu tidak penting sekarang. Sudahlah, bereskan saja lemarimu itu. Berantakan sekali,”
“Ji Yong-hyung jatuh cinta~ Ji Yong-hyung jatuh cinta~ Hyung tertuaku yang manis sedang jatuh cinta!”
“Kau ini bicara apa. Jangan katakan yang aneh-aneh kepada Daesung! Aku tidak ingin dia salah paham gara-gara kau!”
**
Sampe sini  dulu ya, kapan-kapan disambung lagi :P Mudah-mudahan chingu penasaran sama kelanjutannya. Kamsahamnida! >O<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar