Author : Dipta (tukang lihat video, tukang jual pulsa (?) maniak komik, geje
._.v)
Cast : Kwon Ji Yong
Kang Daesung
Lee Seung Hyun
Park Sung Rin
Genre : geje, romance, komedi nggak jadi -_-
Ini ceritanya
waktu mereka-mereka masih culun :P Ceritanya mereka bertiga (atau berempat)
nggak kenal sama Young Bae dan Tabi (maaf buat yang ngefans sama mereka berdua
._.). Terinspirasi dari trot single nya Daesung, Look at Me Gwisoon. Cuman kalo
Look at Me Gwisoon itu lagu buat istri, kalo ini ceritanya masih gebetan :P
Maaf kalau agak geje, kamsahamnida! ^^b
-0-
8
AM. X University, Seoul.
“Annyeong haseyo, Sung Rin-aa~ !” seorang
laki-laki berambut coklat berteriak di depan kelas, memanggil nama perempuan
yang duduk 2 bangku di sebelah kananku. Aku yang sedang membaca komik pun
terkejut mendengar teriakkannya yang begitu keras.
“Annyeong haseyo,
Daesung oppa,” jawab dia-yang-dipanggil dengan tak acuh. Pria yang bernama
Daesung pun mendekati perempuan itu dengan tangan dilipat ke belakang.
“Aa~h, Sung Rin-a,
aku membawakan sesuatu untukmu, tadaa~ ! Sekotak coklat yang istimewa untuk
wanita yang luar biasa, ha ha!” Daesung berbicara dengan gayanya yang ceria,
namun Sung Rin tetap tidak peduli dan pergi meninggalkan bangkunya.
“Hei, Sung Rin-a,
kalau kau tidak mau, coklat ini kuletakkan di laci mejamu! Saranghae, Sung
Rin-aa~ !” Daesung kembali berteriak. Sung Rin tetap melenggang santai keluar
kelas. “Ne~ Ji Yong-hyung! Ternyata hyung mendahului kami! Pantas saja hyung
tidak ada di rumah, kupikir hyung sedang berolahraga atau apa,” Daesung
mendekatiku dan meletakkan tasnya di bangku sebelah kiriku.
“Hmm, aku pikir kau
datang terlambat, Daesung,” jawabku dengan santai, tanpa memalingkan muka dari
komikku.
“Lalu kenapa hyung
tidak membangunkanku dan Daesung-hyung?” tanya Seung Hyun yang juga baru datang
dan meletakkan tasnya di bangku sebelah kananku.
“Aku tidak tega
melihat kalian yang masih tertidur lelap.”
“Hei, Ji
Yong-hyung, ketika aku datang tadi, banyak adik kelas perempuan yang berkumpul
untuk menyerahkan hadiah untukmu! Tapi mereka pergi begitu mendengar
teriakanku. Mungkin mereka takut padaku, benar kan, Seung Hyun?” tanya Daesung,
tetap dengan wajahnya yang ceria.
“Terserah apa kata
hyung saja,” jawab Seung Hyun.
Kami terdiam
sebentar, kemudian Daesung membuka mulut untuk melanjutkan pembicaraan.
“Hyung, aku melihat
ada baaaanyak sekali perempuan yang menyukaimu. Ajari aku, hyung!”
“Ajari untuk apa?”
tanyaku kebingungan.
“Ajari aku cara
memikat hati wanita, hyung! Hyung tahu sendiri, aku sudah menyukai Sung Rin-a
selama 3 tahun dan aku selalu menyatakan perasaanku, tetapi dia tetap tidak
meresponku. Ayolah hyung, katakan resepnya!”
“Bicara apa kau
ini? Jika kau ingin memikat hati wanita, tanyakan pada Seung Hyun yang playboy
itu,” kataku sambil tertawa.
“Apa-apaan hyung
ini. Aku bukan playboy! Aku hanya ahli dalam bidang cinta,” jawab Seung Hyun.
“Seung Hyun, tolong
katakan, bagaimana caranya?” tanya Daesung memohon-mohon. Namun Seung Hyun
segera sibuk mendengarkan lagu dari mp3 miliknya.
“Alaa~ Baiklah
kalau kalian tidak mau memberitahuku! Aku pasti bisa membuat Sung Rin suka
padaku dengan caraku sendiri! FIGHTING!” teriak Daesung. Anak ini, selalu bisa
membuat orang lain tertawa.
“Baiklah, Daesung.
Aku doakan Sung Rin cepat menerimamu. Aku keluar dulu ya,” kataku.
“Kamsahamnida! Ddo mannayo!”
Aku
keluar dan mencari Sung Rin. Entah ke mana dia pergi. Kuliah dimulai 15 menit
lagi. Ah itu dia, sedang duduk di taman sambil membaca buku. Dengan segera
kuhampiri dia, sebelum seonsaengnim yang galak datang.
“Hei
Sung Rin-a, kuliah dimulai 15 menit lagi! Apa kau tidak takut seonsaengnim
memarahimu?” sapaku sambil menepuk pundaknya.
Aku
pikir aku mengagetkan Sung Rin karena dia terlihat sangat terkejut dan segera
berdiri menghadapku. “Aa~ Ji Yong oppa. Baiklah, aku akan segera ke kelas.”
Kami
berjalan beriringan di koridor. Karena terasa canggung, aku pun membuka
pembicaraan. “Sung Rin-a, mengapa kau tidak berterus terang saja pada Daesung
kalau kau juga menyukainya? Dia sudah 3 tahun menunggumu, apa kau tidak merasa
kasihan padanya?”
Sung Rin
terdiam sebentar, kemudian mulai menjawab, “Tapi oppa, a-aku malu. Aku tidak
seperti Daesung oppa yang dengan mudah menyatakan perasaannya. Aku, aku tidak
tahu sampai kapan aku akan memendam perasaanku.”
“Hei Sung
Rin-a, apa yang membuatmu takut? Daesung sangat baik, dia bukan tipe orang
berandalan. Dia juga tidak menggigit,” tanyaku.
“A-aku
tidak tahu oppa, aku hanya malu,” jawab Sung Rin sambil menundukkan wajahnya.
“Hei,
lihatlah, mukamu merah, lucu sekali!” hiburku.
“Ah,
oppa, jangan begitu!” Sung Rin pun mengeluarkan senyumannya lagi. Begitu sampai
di kelas, aku melihat wajah Daesung yang tidak biasanya.
“Hei,
Daesung. Mengapa wajahmu seperti itu? Tidak biasanya. Apa ada yang salah?”
“Ah,
hyung. Tidak, tidak ada apa-apa,” jawab Daesung sekenanya. Aku tahu, dia
cemburu karena Sung Rin begitu dekat denganku.
“Hei, aku
sudah mengenalmu lebih dari 6 tahun. Tenang saja, aku dan Sung Rin hanya teman.
Aku tidak akan merebutnya darimu. Aku hanya menganggap dia adikku saja,” kataku
menghiburnya. “Sudahlah, jangan bersedih lagi, kau bukan seperti Daesung yang
kukenal.”
“Hyung
janji tidak akan mengambil Sung Rin dariku, kan?” tanya Daesung dengan polosnya.
“Janji!
Kalau aku melanggarnya, kau bisa membakar semua komik dan pakaian yang aku
punya!” kataku. Daesung pun tersenyum. “Ah, kau terlalu polos, Daesung!” kataku
sambil mengelus rambutnya.
Aku
bertemu Daesung dan Seung Hyun sejak SMU. Ketika itu Daesung yang tidak
kelihatan seperti anak SMU duduk di antara aku dan Seung Hyun. Sifatnya yang
ceria membuat dia terlihat seperti anak SD yang masih polos. Dengan segera dia
bisa mencairkan suasana di tengah-tengah aku yang maniak komik dan Seung Hyun
yang menyukai musik. 3 tahun lalu, kami berpisah untuk kuliah, tetapi kami dipertemukan
lagi di universitas dan kelas yang sama. Benar-benar kebetulan! Kami pun
menyewa sebuah apartemen untuk ditinggali bertiga.
**
“Hyung,
hari ini aku harus bekerja dan baru bisa pulang nanti malam. Mungkin aku akan
mampir untuk membeli makan malam. Hyung ingin makan malam apa?” tanya Daesung
seusai kuliah.
“Hmm,
terserah kau saja. Hari ini aku sedang tidak selera makan. Kau, Seung Hyun?”
jawabku sekenanya.
“Sebenarnya
aku ingin sup tulang sapi, tapi jika hyung repot, belikan aku apa saja,” jawab
Seung Hyun. Daesung mengangguk. “Hei, Daesung hyung, untuk apa hyung
repot-repot bekerja? Bukannya hyung juga mendapat kiriman uang seperti kami?
Bahkan Ji Yong-hyung yang tertua saja tidak bekerja,” tanya Seung Hyun.
“Ah,
Seung Hyun. Tentu saja untuk membeli barang-barang untuk Sung Rin-a! Selain
itu, uang yang aku dapat juga kugunakan untuk membeli makanan. Aku tidak ingin
terlalu merepotkan orang tuaku!” jawab Daesung dengan semangat. “Kita harus
belajar untuk hidup sendiri, ya kan? Kita kan tidak tahu kapan orang tua kita
akan meninggalkan kita. Begitu kata ibuku!”
“Baiklah,
aku pergi dulu ya! Ddo mannayo!” teriak
Daesung. Aku dan Seung Hyun berjalan dalam keheningan menuju apartemen.
Beginilah suasana jika tidak ada si ceria Daesung, sepi.
Sampai
di apartemen, aku segera mengemasi barang-barang dan menonton televisi. “Ji Yong-hyung,”
Seung Hyun memanggilku.
“Ada apa?”
“Kau
menyukai Sung Rin-a kan?”
Pertanyaan
Seung Hyun mengagetkanku. “Apa maksudmu?”
Seung
Hyun hanya tersenyum dan berkata, “Hyung, aku ini ahli dalam cinta. Aku bisa
melihat aura cintamu saat kau bersama dengan Sung Rin-a.”
Aku
tertawa. “Kau ini ada-ada saja.”
“Hyung,
aku serius! Kalau kau menyukai seseorang, katakan saja padaku!” jawab Seung
Hyun. Aku hanya membalasnya dengan senyuman. “Lihat hyung, wajahmu memerah!
Berarti benar kan apa kataku?”
“Hei
Seung Hyun, aku tidak tahu kau berniat menggodaku atau apa, tapi itu tidak
penting sekarang. Sudahlah, bereskan saja lemarimu itu. Berantakan sekali,”
“Ji
Yong-hyung jatuh cinta~ Ji Yong-hyung jatuh cinta~ Hyung tertuaku yang manis
sedang jatuh cinta!”
“Kau ini
bicara apa. Jangan katakan yang aneh-aneh kepada Daesung! Aku tidak ingin dia
salah paham gara-gara kau!”
**
Sampe sini dulu ya, kapan-kapan disambung lagi :P Mudah-mudahan chingu penasaran sama kelanjutannya. Kamsahamnida! >O<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar